Kisah Nyata dari Gempa Yogya


Film: Keramat

Sutradara: Monty Tiwa

Pemain: Poppy Sovia, Migi Parahita, Sadha Triyudha.

Skenario: Monty Tiwa

Genre: Horor

Produksi: Kharisma
Starvision Plus & Wong Cilik's Indie Pictures
Kharisma Starvision Plus & Wong Cilik's Indie Pictures
Kerasukan makhluk halus menjadi topik utama dalam film "Keramat".
Keramat adalah sebuah eksperimen sutradara Monty Tiwa dalam teknik bercerita. Ia mengemas cerita tanpa skenario yang baku, dan menggunakan teknik
kamera pegang (hand held camera). Kisahnya seputar mitos bencana di Yogyakarta beberapa tahun lalu.

Keramat adalah antitesis dari pendekatan utama perfilman dalam negeri saat ini karena berangkat dari ide yang tidak lazim. Pendekatan yang sama pernah dilakukan dalam sejumlah kecil karya sineas internasional. Kami ingin mengadopsinya dalam sebuah karya nasional," ujar sutradara Monty Tiwa dalam peluncuran Keramat di Jakarta, belum lama ini.
Apa sebenarnya yang ditawarkan oleh Monty Tiwa dalam karyanya kali ini hingga ia menyebutnya tidak mengikuti mainstream yang ada? Jika pernah menonton film-film thriller atau horor yang pengambilan gambarnya dengan kamera pegang seperti Cloverfield, Rec, atau The Blair Wicth Project, seperti itulah konsep yang ingin digagas Monty Tiwa lewat Keramat.
Teknik pengambilan gambar hand held camera membuat kisah yang disajikan seakan-akan sebuah dokumentasi yang nyata. Efek gambar yang bergoyang-goyang pun dimanfaatkan untuk menimbulkan ketegangan cerita.
Dalam film ini, Monty berupaya menampilkan cerita film seperti kondisi yang sebenarnya, meski ia tetap menyiapkan sebuah alur dasarnya. "Sebenarnya, ketika kita disetujui oleh Pak Parvez (produser Kharisma Starvision Plus, Red), kita sempat bingung akan seperti apa jadinya. Semua itu kemudian terimprovisasi saat di lapangan," kenang sutradara yang pernah menggarap Maaf, Aku Menghamili Isteri Anda itu.
Monty mengambil seting di Yogyakarta dengan latar belakang peristiwa bencana gempa yang terjadi beberapa tahun lalu. Ia mengisahkan sebuah tim produksi film yang akan melakukan persiapan syuting di sebuah lokasi di Bantul, Yogyakarta. Sebuah tim behind the scene mendokumentasikan persiapan produksi ini.
Poppy Sovia bertindak sebagai sutradara behind the scene tersebut. Sementara itu, Miea Kusuma bertindak sebagai sutradara film. Awalnya, proses persiapan itu berjalan lancar hingga salah satu aktrisnya, Migi Parahita kerasukan makhluk halus. Diketahui, Migi dirasuki oleh arwah Nyi Pramowardhani.
Suatu kali, Migi hilang dari lokasi latihan. Seluruh kru kelimpungan. Seorang paranormal mengajak mereka ke Pantai Parangtritis. Dari sana ia mendapat petunjuk agar mengikuti jejak bunga melati untuk menemukan Migi. Seluruh kru pun mengikuti petunjuk itu.
Namun, belum tuntas mengikuti jejak melati di pantai, seluruh kru tertimpa sebuah kejadian aneh. Mereka pingsan. Kamera pun terjatuh di tanah. Saat mereka sadar, mereka berada di sebuah kompleks candi. Di kompleks itulah muncul bayangan Migi. Sayangnya, saat dikejar, Migi malah lari ke dalam hutan. Peristiwa-peristiwa aneh muncul di dalam hutan. Seperti penampakan pocong dan sebagainya.

Guncangan Kamera
Dengan teknik subjective camera, yang seakan-akan pengambil gambar adalah bagian dari pemain itu, menjadikan kisah ini seakan-akan dokumentasi kisah nyata. Ketegangan yang dirasakan oleh para pemain terlihat dari guncangan-guncangan kamera.
Tapi tentu saja, teknik seperti ini juga menimbulkan kelelahan pada mata. Menyaksikan sebuah gambar layar lebar yang bergoyang-goyang membuat mata cepat lelah dan menimbulkan efek pusing. Untungnya, Monty memberikan jeda lewat camera off dalam perpindahan adegan.
Apa yang disajikan Monty kali ini memang berbeda dengan film-film nasional yang pernah ada.

www.intancell.co.cc

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More